PENJUALAN PADA PT. SINAR MEGA INDAH PERSADA
REAL ESTATE SUMENEP - MADURA (DOWLOAD LANGSUNG DISINI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat terjual seperti yang diharapkan. Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat.
Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.
Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.
Pada PT. Sinar Mega Persada Real Estate, kegiatan periklannya kurang efektif yaitu hanya menggunakan media radio, papan reklame, kalender. Sedangkan media yang digunakan perusahaan pesaing lebih bervariasi dan lebih efektif. Oleh karena itu penulis lebih tertarik membahas periklanan di perusahaan ini.
B. Permasalahan
Salah satu cara yang ditempuh dari kebanyakan perusahaan dalam usaha meningkatkan volume penjualan atas produk yang dihasilkannya adalah dengan melaksanakan periklanan yang nantinya diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli. Perlu kita ketahui dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak lepas dari berbagai rintangan atau hambatan dalam hal ini dikatakan sebagai masalah perusahaan.
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana peranan periklanan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate”.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peranan periklanan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan periklanan dengan volume penjualan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
a. Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi.
b. Sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan.
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam keputusan periklanan.
3. Bagi pihak lain
Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat dalam bidang periklanan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen, seseorang sering berubah setiap saat. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2005:8) adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.
Sedangkan menurut pendapat Marwan Asri (2001:15) sebagai berikut: “Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”.
B. Marketing Mix
Marketing mix merupakan sarana atau alat untuk mengemukakan pemasaran perusahaan pada pasar sasarannya. Marketing mix berupa variabel-variabel yang ada dalam perusahaan serta dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat dipergunakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen atas hasil produknya. Pengertian marketing mix menurut Basu Swastha DH (2006:42) adalah: “Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”.
Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali sub variabel.
Kombinasi dari variabel marketing mix yang digunakan oleh setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung dari strategi pemasaran yang dijalankannya. Selain itu variabel marketing mix atau bauran pemasaran yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, sehingga target penjualan dapat dicapai, ini berarti produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen, harus menjadikan produk yang dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya dan dipromosikan melalui alat promosi yang tepat.
Adapun keempat variabel tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Produk/product
Barang dan jasa untuk memenuhi beberapa kebutuhan konsumen.
2. Harga/price
Merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga harus diukur dengan nilai yang dirasakan dari tawaran itu.
3. Tempat/place
Merupakan serangkaian perusahaan perorangan dari produsen ke pemakai akhir.
4. Promosi/promotion
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
C. Promotional Mix
Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baru dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton (2001:379) bahwa: “Promotional mix that is combination of advertising, personal selling, sales promotion and publishing used to reach the goods of the marketing program”.
Dari definisi di atas bahwa dalam sistem pemasaran terdapat empat variabel utama, yaitu:
1. Periklanan
Yaitu bentuk penyajian dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling
Penyajian informasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli yang ditujukan untuk mencapai target penjualan.
3. Promosi penjualan
Yaitu suatu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
4. Publisitas
Yaitu usaha mendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor yang tidak dibebani biaya secara langsung.
Jadi jelas kiranya manajemen pemasaran tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik, guna memperoleh efektifitas dalam penggunaan dana, tenaga dan waktu dalam mencapai sukses pemasaran.
D. Promosi
Istilah promosi bagi kebanyakan orang mungkin dianggap sama dengan keempat variabel yang ada yaitu meliputi: periklanan, publisitas, personal selling dan sales promotion. Padahal keempat variabel tersebut merupakan bagian dari promosi itu sendiri. Namun bagi perusahaan sudah menjadi keharusan untuk melakukan salah satu dari jenis promosi yang ada, bilamana hasil produksinya ingin dikenalkan oleh masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu seorang pengusaha harus paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan promosi tersebut.
1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau penyampaiannya dengan menggunakan media seperti: pers, televisi, radio, papan nama, poster dan lain-lain, yang tujuannya untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen harus benar-benar dipahami oleh seorang manajer.
Menurut Alex S. Nitisemito (2003:126) mengatakan bahwa: “Promosi adalah suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Sedangkan menurut Basu Swastha DH (2006:237) mengatakan bahwa: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan, promosi adalah: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jalan mempengaruhi konsumen secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet penjualan melalui penciptaan pertukaran dalam pemasaran barang.
2. Tujuan Promosi
Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil seefektif mungkin. Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:
a. Memodifikasi tingkah laku.
Orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat dan memperkuat tingkah laku.
b. Memberitahu.
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
c. Membujuk.
Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi yang demikian ini biasanya diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.
d. Mengingatkan.
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
E. Periklanan
Salah satu cara meningkatkan volume penjualan yang telah terbukti adalah dengan mengadakan kegiatan promosi. Dan satu bentuk dari promosi ini adalah periklanan.
Periklanan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan mengenai barang-barang, jasa maupun ide-ide yang ditujukan kepada khalayak ramai yang merupakan calon pembeli dari produk tersebut. Disamping itu periklanan juga dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian. Jadi periklanan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan
1. Pengertian dan Sasaran Periklanan
Banyak pengertian mengenai periklanan yang dikemukakan oleh para ahli dan kebanyakan orang percaya bahwa periklanan bekerja dengan mengirimkan suatu pesan lewat suatu media cetak maupun elektronika akan diperoleh jumlah konsumen yang cukup besar dalam waktu yang tidak begitu lama. Namun dalam kenyataan masyarakat yang terlalu komunikatif, pesan yang disampaikan oleh media promosi terbentur oleh kesadaran, pengertian dan tindakan konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak perusahaan yang melaksanakan periklanan karena mempunyai peranan yang cukup besar bagi kegiatan penjualan.
Menurut pendapat Alex S. Nitisemito (2003:134) pengertian periklanan adalah: “Suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung”.
Sedangkan menurut Philip Kotler, Gary Amstrong (2006:147) berpendapat bahwa: “Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi”.
Dari kedua definisi di atas, bahwa media periklanan seorang pengusaha berusaha menarik perhatian orang pada suatu barang atau jasa. Dalam perekonomian modern periklanan makin lama makin mengambil tempat yang tidak terpisahkan dengan proses penjualan.
Soehardi Sigit (2002:56) mengatakan bahwa ada beberapa sasaran periklanan antara lain:
a. Para pembeli dan para pemakai pada waktu sekarang.
b. Mereka yang memiliki potensi untuk menjadi pembeli.
c. Mereka yang mempunyai kekuasaan memutuskan membeli.
d. Mereka yang akan menjadi pembeli atau pemakai di masa depan.
e. Mereka yang dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai.
f. Para pedagang.
g. Para pesaing.
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual dan meningkatkan penjualan barang atau jasa, ide. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Masyarakat sebagai penerima berita atau iklan sering dapat terpengaruh dan ingin mengubah sikap atau tingkah laku konsumen. Tetapi masyarakat atau bahkan pengusaha sendiri tidak menyadari adanya kenyataan tersebut. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
Menurut R.H.A. Rahman Prawiraamidjaya (2000:32) tujuan periklanan adalah:
a. Pengenalan dan penerimaan brand.
b. Pembelian percobaan.
c. Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati.
d. Mempengaruhi faktor penglihatan dan keputusan pembelian.
e. Menambah nilai produk.
f. Membantu personal selling.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan periklanan adalah membantu perusahaan dalam memperkenalkan produk baru atau mempertahankan produk yang telah dihasilkan serta mencari sasaran yaitu pembeli yang potensial ataupun mempertahankan langganan, membantu dan mempermudah penjualan bagi penyalur serta memperluas pasar.
3. Macam-macam Periklanan
Ada beberapa macam bentuk periklanan seperti yang dikatakan oleh Buchari Alma (2002:141) adalah:
a. Price advertising.
b. Brand advertising.
c. Quality advertising.
d. Product advertising.
e. Institutional advertising.
f. Prestige advertising.
Dari pendapat tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Price advertising.
Yaitu advertising yang menonjolkan harga yang menarik. Contohnya dapat dibaca dari iklan, kamera saku kamera masa kini, untuk siapa saja, fujica paket 250, hanya Rp 17.000 berikut tas dan film.
b. Brand advertising.
Yang memberikan impressi tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarnya seperti: instant, kini Dancow instan semakin lezat.
c. Quality advertising.
Yang mencoba menciptakan impressi produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. Misalnya: pakailah Vim untuk lantai, Vim pembersih lantai yang ampuh.
d. Product advertising.
Berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian satu produk. Contoh: obat pil ampuh, untuk sakit kepala.
e. Institutional advertising.
Yaitu menonjolkan nama dari perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu. Seperti: bayer jaminan mutu.
f. Prestige advertising.
Yang memberikan fashion pada suatu produk atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. Seperti orang-orang penting di dunia yang memakai arloji Rolex.
4. Fungsi Periklanan
Fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran menurut pendapat Basu Swastha DH (2006:246) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi.
b. Membujuk atau mempengaruhi.
c. Menciptakan kesan.
d. Memuaskan keinginan.
e. Sebagai alat komunikasi.
Berdasarkan pendapat di atas fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Memberikan informasi.
Advertising berfaedah untuk memberikan keterangan-keterangan tentang produk yang ditawarkan, agar konsumen mengetahui lebih mendalam tentang kegunaan, kualitas, waktu, tempat dimana produk harus dibeli.
b. Membujuk atau mempengaruhi.
Dalam hal ini advertising berfungsi sebagai alat untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sehingga mereka tertarik terhadap produk yang ditawarkan, dengan jalan bahwa produk tersebut adalah lebih baik daripada produk pesaing.
c. Menciptakan kesan.
Kadang-kadang dalam melaksanakan pembelian suatu barang, seorang pembeli tidak dilandasi pertimbangan yang rasional atau memperhatikan nilai-nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong oleh hal-hal yang tidak rasional. Dalam keadaan ini maka advertising akan sangat bermanfaat untuk menciptakan kesan terhadap produk yang ditawarkan.
d. Memuaskan keinginan.
Karena kekurangtahuan konsumen terhadap produk suatu perusahaan, maka pembelian yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya rasa kurang puas, karena produk yang dibeli kurang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam keadaan yang demikian maka advertising sangatlah membantu, karena biasanya advertising memberikan keterangan-keterangan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga konsumen bisa lebih mengetahui produk yang akan dibelinya. Dengan pengetahuan tersebut, maka mereka dapat mempertimbangkan produk apa yang akan dibeli, sehingga mereka akan puas terhadap produk yang dibelinya.
e. Sebagai alat komunikasi.
Dalam hal ini periklanan berfungsi sebagai alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Sehingga keinginan mereka dapat melakukan pertukaran yang saling memuaskan.
5. Langkah-langkah Dalam Penyusunan Periklanan
Agar advertising yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien, maka pembuatan periklanan harus memperhatikan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Soehardi Sigit (2002:38) yaitu sebagai berikut:
a. Rumuskan masalah dan tujuan advertising.
b. Tentukan kepada siapa hal-hal yang akan dimuat dalam advertising itu akan ditunjukkan, tepat, jumlah, kebiasaanya dan sebagainya.
c. Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik. Pendeknya digunakan alasan-alasan yang menarik.
d. Persiapankanlah kata-kata, gambar, lay out, dan ujilah apakah advertising yang seperti itu dimiliki dapat diterima.
e. Memilih media dimana advertising itu akan dimuat.
f. Tentukanlah biaya pemasar itu harus ada kesimbangan antara hasil yang dicapai.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media Periklanan
Menurut Basu Swastha DH (2002:253) faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan periklanan.
b. Sirkukasi media.
c. keperluan berita.
d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
e. Biaya advertising.
f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
g. Karaktristik media.
h. Kebaikan dan keburukan media.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tujuan periklanan.
Tujuan periklanan merupakan arah yang akan dicapai dalam melaksanakan periklanan. Biasanya tujuan ini berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Misalnya untuk meningkatkan penjualan, untuk mencari atau memperluas daerah pemasaran, untuk memperlakukan produk baru.
b. Sirkulasi media.
Sirkulasi media harus diperhatikan dalam pemilihan advertising, sebab media yang digunakan harus sama dengan distribusi geografis maupun ditribusi pada segmen pasar yang dituju.
c. Keperluan berita.
Karena berbeda-beda berita yang akan disampaikan, maka hal ini mengakibatkan tidak semua media cocok dipakai sebagai media advertising. Misalnya advertising ini harus disajikan dalam bentuk gambar atau tulisan, ataukah gambar tulisan sekaligus.
d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
Faktor ini juga harus diperhatikan dalam pemilihan media yang digunakan misalnya kapan advertising yang digunakan misalnya kapan advertising tersebut dilaksanakan, awal bulan ataukah akhir bulan, akan hari raya atau akan natalan dan biasanya keputusan membeli itu dibuat di rumah, pasar, atau dimana setelah dia melihat advetising.
e. Biaya advertising.
Supaya advertising efektif dan efisien maka dalam pemilihan media advertisng harus diperhatikan biaya yang dikorbankan, dihubungkan dengan dana yang tersedia dan hasil yang diharapkan.
f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
Pada umumnya manajer lebih condong memilih media yang akan bersedia mengadakan kerja sama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.
g. Karakteristik media.
Dalam media yang akan digunakan perlu diperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan, apakah media tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk membeli, apakah media tersebut dapat meningkatkan prestasi perusahaan dan konsumen, serta apakah media tersebut dapat menjamgkau daerah yang luas.
h. Kebaikan dan keburukan media.
Faktor ini harus dapat perhatian pula, karena dengan diketahui hal ini akan lebih mudah untuk membandingkan media yang paling cocok dipakai sebagai media advertensi untuk mempromosikan produknya.
7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Periklanan
Menurut pendapat Paul D. Converse H.W. Huegy R.V. Mitchell (2002:147) faktor-faktor tersebut adalah:
a. Pemilihan headline dari copy.
b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
c. Pemilihan layout yang baik.
d. Pemilihan gambar.
e. Pemilihan warna.
Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Banyak pemasangan periklanan yang menggunakan nama perusahaan sebagai headline, yang mana hal tersebut belum menjamin suatu periklanan tersebut menarik bagi perhatian pembaca dan pembeli. Dan headline tersebut dapat merangsang perasaan ingin tahu seseorang yang menyebabkan orang yang biasanya tidak pernah memperhatikan dan membaca periklanan pada suatu saat akan mempunyai keinginan untuk membaca dan memperhatikan.
b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
Salah satu faktor yang amat penting dalam periklanan adalah ilustrasi periklanan. Di sini para pemasang periklanan perlu memikirkan terlebih dahulu syarat gambarnya, setelah itu baru kata-katanya.
c. Pemilihan lay out yang menarik.
Karena biaya periklanan pada saat ini semakin meningkat, maka perusahaan mulai memperhitungkan pemasangan periklanan dengan jalan mengecilkan periklanan dan memperbaiki tekniknya, dan yang paling penting adalah lay out dari pada periklanan tersebut.
d. Pemilihan gambar.
Dalam kegiatan periklanan lebih baik menggunakan gambar tersebut karena lebih menarik perhatian konsumen. Dan dengan gambar tersebut dapat lebih banyak menceritakan sesuatu barang daripada penggunaan kata-kata yang berkepanjangan, karena hal itu menyebabkan pembaca malas untuk membaca.
e. Pemilihan warna.
Warna yang sangat menarik perhatian merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena itu warna yang digunakan dalam periklanan harus menyolok dan dipilih warna yang dapat menghidupkan suasana gambar pada periklanan tersebut.
8. Syarat-syarat Untuk Melaksanakan Periklanan
Menurut M. Manullang (2001:194) syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
a. Mencolok
b. Menarik
c. Memikat hati
Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Mencolok
Suatu advertising dikatakan mencolok bilamana advertising dikatakan mencolok bilamana advertising tersebut dapat dilihat dengan segera karena tempatnya yang spesifik.
b. Menarik
Menarik di sini karena pemakaian kombinasi warna yang harmonis, mungkin pula penyusunan bentuk sedemikian rupa atau karena penggunaan gambar-gambar lucu.
c. Memikat hati
Advertising dapat dikatakan memikat hati bilamana advertising tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada orang yang melihat, mendengar atau membacanya. Jadi agar pelaksanaan advertising dapat berhasil, maka hal-hal yang telah disebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan.
9. Penilaian Program Periklanan
Untuk mengetahui berhasil tidaknya promosi penjual, khususnya advertising yang akan dilaksanakan dapat digunakan beberapa metode.
Menurut Basu Swasha DH (2006:257) metode tersebut antara lain:
”a. Inquiry test
b. Recognition test.
c. Sales result test”.
a. Inquiry test.
Adalah test yang dilakukan dengan meminta tanggapan atau keterangan-keterangan secara langsung kepada pendengar atau pembaca tentang barang-barang yang diadvertisingkan.
b. Recognition test.
Adalah test yang dilakukan dengan memberikan gambar-gambar iklan kepada segolongan individu, tanpa menyebutkan merk atau nama perusahaan. Baru kemudian mereka diminta menyebutkan atau memberikan nama merknya.
c. Sales result test.
Adalah test yang dilakukan dengan membandingkan hasil penjualan dari dua kota yang secara fisik dapat dikatakan sama, dimana satu menggunakan iklan, sedangkan yang satunya lagi tidak menggunakannya.
F. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan suatu jumlah yang menyatakan berapa besarnya penjualan yang dicapai perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu.
G. Hubungan antara Periklanan dengan Volume Penjualan
Promosi merupakan strategi yang tepat untuk digunakan dalam usaha menarik calon pembeli dan untuk membujuk agar membeli produk yang ditawarkan, hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan yang diharapkan oleh perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan akan menggunakan promosi yang tepat untuk merayu dan menarik calon pembeli agar membeli produknya, dimana promosi yang digunakan tersebut adalah periklanan, agar yang diharapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan tercapai. Jadi ada hubungan yang erat dan positif antara periklanan dengan volume penjualan, yaitu dengan meningkatkan kegiatan periklanan yang tepat dan baik, maka dapat meningkatkan volume penjualan.
H. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan landasan teori, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Periklanan mempunyai peranan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel
1. Periklanan
Adalah suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semua itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung. Misalnya iklan dalam radio, TV, surat kabar, majalah, papan reklame dan sebagainya.
Variabel bebas X, yaitu besarnya biaya peningkatan kegiatan periklanan yang dikeluarkan dalam ukuran rupiah.
2. Volume Penjualan
Suatu jumlah yang menyatakan berapa besarnya penjualan yang dicapai perusahaan selama satu periode atau kurun waktu tertentu.
Variabel tergantung Y, yaitu volume penjualan yang diterima oleh perusahaan.
Untuk mencari jalan keluar bagi masalah yang dihadapi oleh perusahaan, penulis hendak mengetahui peran dari periklanan dan kaitannya dengan jumlah volume penjualan yang diterima oleh perusahaan.
Karena biaya periklanan dikeluarkan setiap tahun, maka jumlah volume penjualan merupakan perolehan setiap tahun, sehingga variabel x tersebut merupakan biaya periklanan yang dikeluarkan oleh perusahaan, sedang variabel y merupakan jumlah volume penjualan yang diterima perusahaan setiap tahunnya.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Agar pemecahan permasalahan dapat lebih efektif sesuai dengan kondisi perusahaan, maka penulis membatasi terhadap ruang lingkup penelitian ini adalah bidang kajian pemasaran, khususnya mengenai pelaksanaan periklanan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate Sumenep.
C. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate Sumenep yang berkedudukan di Jalan Dr. Cipto No. 15 i Sumenep.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yang langsung diperoleh dari PT. Sinar Mega Indah Persada, yaitu berupa data target dan realisasi penjualan rumah, daftar harga jual rumah, sejarah perusahaan dan struktur organisasi.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, seperti data-data produk dan promosi yang digunakan oleh perusahaan pesaing.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data, digunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Usaha mengadakan pengamatan langsung tentang pelaksanaan periklanan pada PT. Sinar Mega Indah Persada Real Estate.
2. Wawancara
Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung dengan bagian pemasaran selama observasi dilakukan.
3. Dokumentasi
Cara ini dilakukan dengan mempelajari dan mencatat data-data tentang volume penjualan, biaya iklan, dan lain-lain.
F. Teknik Analisis Data
Di dalam analisis data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif.
Metode analisis kuantitatif yaitu pembahasan melalui analisis korelasi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara variabel dependen dan independen.
Rumus yang digunakan adalah:
(MOHON MAAF!! TAMPILAN TABEL, GAMBAR, DAN RUMUS MENGGUNAKAN EQUATION KESULITAN UNTUK BISA DI UPLOAD)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah periode
X = Biaya periklanan (variabel independen)
Y = Volume penjualan (variabel dependen)
r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan.
r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sangat erat atau hubungan yang positif kuat.
r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel mempunyai hubungan yang sangat erat atau hubungan yang negatif kuat.
Adapun untuk mengetahui diterima tidaknya hipotesis penulis, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
thitung =
Sedangkan untuk mengetahui berpengaruhnya biaya periklanan terhadap volume penjualan yang diterima oleh perusahaan, penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana, yaitu:(MOHON MAAF!! TAMPILAN TABEL, GAMBAR, DAN RUMUS MENGGUNAKAN EQUATION KESULITAN UNTUK BISA DI UPLOAD)
Y = a + bX
b =
a =
Keterangan:
Y = Volume penjualan (variabel dependen/tergantung)
b = Biaya periklanan (variabel independen/bebas)
n = Jumlah periode
(MOHON MAAF!! TAMPILAN TABEL, GAMBAR, DAN RUMUS MENGGUNAKAN EQUATION KESULITAN UNTUK BISA DI UPLOAD)